Menemukan-Mu❤️

 Menemukan-Mu ( part 1)

Oleh Chika Lestari

         Ini adalah berat bagiku, ketika aku melangkahkan kaki dan seolah-olah dunia tak ada berpihak kepadaku. Bagaimana tidak? Ya inilah aku seorang gadis belia bernama Reyna. Di usiaku yang ke 17 tahun tersaji pilihan dari Tuhan yang membuatku hampir putus asa. Orang tua ku tahu betul jika aku adalah seorang pemimpi yang keras kepala. Suatu ketika perkataan Ayah seolah membuatku hancur.
" Reyna.., kemari Ayah ingin bicara" ujar Ayah dengan lantang.
(Reyna tahu apa yang akan dibicarakan Ayahnya)
"Iya baik yah.." jawab Reyna sembari duduk.
"Reyna kan sudah lulus sekolah, tidak usah kuliah ya..,cari kerja saja" ujar Ayah dengan begitu mudahnya.
"(Ya Allah..)" ucapku dalam hati
" Lihat nanti saja ya yah.." jawabku tak bisa menutupi raut wajah sedih.
Akupun masuk kamar menangis sembari bicara sendiri.
"Bukankah Ayah sudah tahu,jika aku ingin kuliah sejak SD?"
"Bukankah aku sudah mengatakannya sedari dulu?"
"Aaarkkh..!!"
Tangisku makin sesenggukan.
                 Dunia terang terangan tahu,jika aku bukanlah seorang yang dilahirkan dari keluarga kaya dan bahkan cenderung pesimis terhadap masa depan. " Sedih" ya.
Namun aku sadar, bahwa dilahirkan dari siapa bukanlah pilihan yang dapat dilakukan adalah bersyukur. Di balik semua itu aku sangat mensyukuri, dari kerasnya kehidupan aku belajar menjadi pribadi kuat dan optimis.
Perkataan Ayah yang melarang ku untuk kuliah benar benar telah mendoktrin pikiran ku ' Jika Ayah menghalangi mimpiku' entahlah betapa keras kepalanya seorang Reyna.  Meski demikian,aku hampir hampir menuruti apa kata Ayah, namun ini terlalu terpaksa bagiku. Akupun menenangkan diri dan mencoba untuk terbebas sejenak dari sesuatu yang menyakiti perasaan psikisku.

       Suatu hari aku berkunjung ke Pondok pesantren. Tempat Ketika SMK menimba ilmu. Niatku berkunjung  adalah untuk menghadiri acara pernikahan anak dari pimpinan pondok pesantren itu. Setelah beberapa bulan lalu dari kelulusan,aku merasa hidup lebih berat jadinya. Di tuntut untuk dewasa dan lain sebagainya. Di pondok pesantren aku berharap bisa mendapatkan suasana positif yang membuat hatiku membaik dari sebelumnya ketika dirumah.
          Meskipun pemikiran aku dan Ayah seringkali bertentangan,aku tetap menghormatinya dan bersikap rendah sebagaimana seorang anak terhadap orang tua nya. Tentu saja dengan senang hati Ayah mengizinkan aku pergi ke pondok pesantren untuk menghadiri acara pernikahan anak pimpinan pondok pesantren yang begitu Ayah hormati. Tidak sekedar datang di hari pernikahan, tetapi juga aku datang satu hari sebelum sampai tiga hari sesudah. Wajar,walau bagaimanapun aku adalah alumni pondok pesantren itu yang pernah dekat dengan pimpinan pondok pesantren itu...

Harapan ku untuk mendapatkan ketenangan di pondok pesantren malahan mendapat satu beban pikiran yang harus aku putuskan. 
" Reyna..,jika tidak kuliah. Kamu di pondok saja, bantu bantu pengasuh asrama putri dan ustadzah di sini" ujar guruku di tengah perbincangan santai kami.
"Ha?..Hm iya bu. Insya Allah ya🙏🏻"  jawabku seraya tersenyum simpul tak memberikan jawaban kepastian. Serta berkata dalam hati.
"(Aku pasti kuliah ya Allah... kuliah tahun ini"
Namun ada satu tawaran lagi yang membuatku semakin memikirkannya. Sebuah pertanyaan yang sebelumnya belum pernah kudapati.
"Reyna..😊" sapa salah satu ustadzah anak pimpinan pondok pesantren yang akan menikah itu.
"Iya kak,," jawabku.
Aku lebih suka memanggilnya dengan sebutan kak Hasni.
"Bagaimana ini setelah lulus..?, Reyna mau kuliah?" Tanya kak Hasni sembari tersenyum berbinar binar tak seperti biasanya. Raut wajah Ketika bicara dengan ku.
"Deg" Aku teringat perkataan Ayah  dan impian ku untuk kuliah kian beradu 
"Insya Allah kuliah kak" ku jawab dengan penuh harap.
Kak Hasni pun bertanya lagi
"Reyna sudah siap menikah?"
Sontak aku terkejut, belum pernah di tanya seserius ini sebelumnya. Namun entah mengapa hati aku tidak bisa berkata "tidak" 
"Hm.. insya Allah kak..hehhe. Memangnya ada apa ya" jawabku penuh tanda tanya.
"Ha, serius Reyna?" Kak Hasni meyakinkan.
Ini ada seseorang yang sudah siap untuk menikah dengan Reyna, kalau Reyna siap dia akan segera menikahi". Kata kak Hasni begitu serius.
"AllahuRobbi..."
"Ujian apa ini? Ataukah mimpi?
"Ah.. entahlah.." kataku dalam hati.

Bukan hal mudah bagi Reyna memutuskan tiga hal dihadapan mata dalam waktu yang singkat harus diputuskan.........

 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Organisasi Yes Ipk Oke

Dunia Perkuliahan di Rantau